12/27/2012

MY REALLY (2)



MY REALLY

Chapter 2

“ Dan dimulai. Sebuah petualangan hidup memang sudah harus dimulai. Bahkan itu merupakan takdirmu untuk terus berjalan. Tanpa ada kata menyerah. Itu adalah sebuah tantangan. Satu. Diantara beribu yang menunggumu”
“ Momy.. -_-, tidak bisakah kita membelinya di sekitar sekolah itu?” Ucapku malas. Bagaimana tidak? Saat ini, semua mata tengah memandang kami berdua seakan-akan kami adalah backpacker yang terlalu sayang dengan binatang.( kami membawa 2 ekor burung hantu).
“ Alice,dear… ini hal yang biasa! Ayolah.. tidakkah kau senang? Kau akan bertemu kakekmu!” Ucap mom sambil memegang pundakku. Aku menepisnya.
“Mom, aku senang. Tapi aku hanya tak habis piker dengan semua kejadian yang terjadi secepat ini! Dan mom tau semua dari awal. Kenapa mom tidak menceritakannya sejak dulu?” tuntutku. Momy menghela nafas berat.
“ Alice, momy minta maaf.. momy tidak menceritakannya dari dulu karena momy takut kamu sedih. Momy sudah cukup sedih menerima tebakan mom sendiri tentang kemungkinan bahwa kamu adalah squib. Dan itu tak pernah terjadi di keluarga mom! Tentu saja ayahmu tak tau hal ini karena dia muggle.” Kata mom sambil membelai kepalaku. Seingatku, muggle adalah sebutan para penyihir untuk manusia yang bukan penyihir. Setidaknya gelarku sebelum aku mendapatkan suratku adalah ‘Muggle Alicia’.
“oh,  Jangan bilang alasan tidak ada foto masa kecilku bersama mom adalah karena mom merasa malu mempunyai anak yang mom anggap sebagai squib!” Kataku ketus. Mom terdiam mendengar kata-kataku. Jujur aku merasa tidak enak. Namun aku juga benar-benar kesal!
“ Ah, lupakan! Yang pasti, aku merasa senang  karena aku tau kebenarannya.” Ucapku kemudian. Ya, aku selalu tidak bisa berlama-lama dlam situasi seperti itu. Aku segera memeluk mom lalu berdiri
“ kurasa sudah waktunya kan mom?” tanyaku. Mom menyeka air mata harunya
“Ya. Yang perlu kau lakukan adalah, lari dan tabrak tembok itu” ucap mom sambil menunjuk tembok didepanku
“Mom -_-… “
“ Alice, kau tak kan bisa jadi penyihir jika hal begitu saja tidak kau percayai!” kata mom sambil tersenyum.  Aku mengangguk sambil tersenyum ngeri. Kupejamkan mataku dan berlari. Perlahan aku mendengar suara kereta api. Aku membuka mataku dan terkejut. Sebuah kereta  telah terpampang jelas didepanku.
“ Peron 9 ¾ sudah siap Ms..” kata mamaku dari belakang. Aku masih tercengang. Suasananya benar-benar ramai. Aku melihat banyak orang berjubah aneh.
“ Ayolah mom.. aku akan baik-baik saja disana.” Sebuah suara terdengar persis dibelakangku. Seorang gadis yang kira-kira seumuran denganku sedang dipeluk oleh ibunya.
“ Oh Vic.. Bagaimana mom tidak khawatir? Ini tahun pertamamu!” kata ibu-ibu yang dia panggil Mom. Pemandangan yang biasa-biasa saja sebenarnya jika saja Momy tidak berteriak kearahnya dan membuat aku kaget.
“ Ow Andromeda!” Teriak ibuku. Ibu dari anak perempuan dibelakangku menoleh dan terdiam dengan muka terkejutnya. Dan aku yakin mukaku memiliki lekuk yang sama dengan wanita yang mom panggil itu ketika aku melihat anak perempuan yang tadi dipeluk oleh ibu itu. Wajahnya benar-benar familiar.
“ Angelina! Demi jenggot merlin!! Jangan katakana aku sedang bermimpi!” kata ibu itu. Mereka lalu berpelukan lama sekali. Sedang aku masih memandang anak perempuan itu yang juga sedang memandangku. Kami mendekat dan tetap tak berbicara apapun
“ Oh Vic, beri salam pada bibimu!” kata ibu itu. Vic membungkuk sopan sedang aku masih belum mengerti. Momy melihatku lalu menepuk jidatnya.
“ Astaga, Andro.. ini.. ini dia putriku.. Aleena Alicia” kata mom. Aku membungkuk dan tersenyum sopan. Aku langsung melempar pandangan ‘apa maksudnya ini’ pada momy.
“Alice, ini bibimu. Dan dia.. oh Victoria pasti! Sudah lama sejak bibi melihatmu!” kata momy. Bibi? Aku bahkan tak pernah tau jika mom punya saudara! Victoria hanya tersenyum malu. Aku memandangnya dengan tatapan “seperti pernah lihat”
“ mana Oliver? Kudengar dia benar-benar sukses dengan quidditchnya” kata mom
“ hahaha… ya.. begitulah” kata ‘bibi’ andro. Mereka asyik mengobrol dan aku asyik mengamati sekitar. Membayangkan dengan siapa aku disana nanti. Lamunanku pecah saat sebuah tangan tersodor
“ Aku Victoria. Victoria Wood” katanya sambil tersenyum riang. Aku menatapnya
“ Alicia.. Aleena Alicia Johnson” kata ku dingin.
“hmm… aku tak menyangka kita saudara. Dan.. Hei kita benar-benar mirip!”” katanya.
“ Yeah.. benar” lagi-lagi aku menjawab pendek. Momy menyikutku sambil menggumam tidak jelas.
“ Oh dear.. sepertinya kereta akan segera berangkat! Kalian harus segera naik!” kata bibi andro sambil mencium pipi victorria dan pipiku. Kami segera naik dan duduk di satu kompartemen.
“ sampaikan salam mom untuk kakek kyu!” teriak momy. Aku hanya mengangguk pelan. Bagus! Sekarang hanya ada aku dan ‘sepupu’ baruku. Victoria melambaikan tangan kea rah bibi andro lalu asyik menikmati panorama yang langsung tersuguh dengan indahnya saat kereta melaju. Wajahnya terlihat riang. Aku memilih diam sambil sesekali memperhatikannya. Yah, selama hidupku di ‘muggle world’, aku memang tidak pernah mengenal kata ‘sepupu’. Atau apalah. Yang kukenal dalam struktur keluargaku hanya: aku, mom dan adikku yang masih kecil itu. Dad sudah meninggal saat aku masih berumur 2 tahun. Kecelakaan kata mom. Yah semoga itu bukan berita bohong.
“ Hei, bagaimana pendapatmu tentang WHU?” Tanya vic membuyarkan lamunanku
“ Eh? WHU? Err.. entahlah!” jawabku sekenanya. Aku memang tidak pandai beradaptasi.
“ Aku rasa WHU itu sekolah terkeren! Kau akan terkejut saat kau tiba nanti! Ayahku bilang, disana sangat asyik. Dan juga aku tidak sabar untuk bertemu dengan Harry, Yogi, Sitha, Dinnie, Danny,.. bla..bla..” ocehnya sambil menyebutkan sederet nama yang jujur tak pernah kudengar sebelumnya
“err.. siapa mereka?” tanyaku polos. Vic tersenyum dan itu membuatku merasa bodoh.
‘”Kau sungguh tak tau? Mereka sepupu kita!” jelas vic. Ah, aku tak pernah tau sepupuku sebanyak itu!
“ oh ya? Kau pernah bertemu mereka sebelumnya?” tanyaku lagi. Kurasa aku sudah mulai terbuka padanya
“ ya… tidak semuanya sih.. makanya aku benar-benar tidak sabar! Dan hal yang paling aku tunggu adalah topi seleksi. Kau tau? Dengan topi itu kita akan tau bla..bla..bla..” Dan detik itu aku benar-benar bersyukur mempunyi sepupu yang yah, berwawasan luas tentang sekolahku nanti. Setidaknya tanpa kutanya, cerita mengalir deras darinya. Sedang pikiranku melayang membayangkan betapa banyaknya sepupu yang dia sebutkan tadi. Satu hal lucu yang aku tangkap dari penuturan Victoria adalah, aku dan para sepupuku nanti berbeda marga. Tak ada satupun yang bermarga sama. Yah.. Ternyata kakek kyu hanya mempunyai anak perempuan.  Tiba-tiba saja pintu terbuka. Seorang anak dengan pita kecil di rambutnya memandang kami dengan pandangan bingung dan gelisah.
“ Err.. disana, kompartemen, er..” katanya bingung. Vic juga terlihat bingung
“ Masuklah.. disini hanya ada aku dan Victoria” kataku. Anak itu tersenyum lalu duduk disebelah Vic.
“ Kate. Kate Zeller” katanya sambil mengulurkan tangan. Aku menyambut tangannya dan memperkenalkan diriku dan Victoria. Yah, setidaknya aku perlu mencari banyak teman kan? Kami membicarakan banyak hal. Dan aku lebih suka mendengarkan apa yang mereka omongkan daripada menceritakan kehidupan muggleku yang jelas berbeda dari kehidupa mereka yang sudah dipenuhi hal-hal ajaib sejak mereka dalam kandungan.
“ Lalu Alicia, dimana kau bersekolah sebelum ini?” Tanya kate membuyarkan lamunanku.
“oh? Err.. aku..”
“ Dia bersekolah di sekolah muggle.” Jawab Victoria mewakiliku.
“ Benarkah? Kenapa kau memilih sekolah Muggle daripada sekolah lainnya?” Tanya Kate. Aku menarik nafasa dan memulai ceritaku. Tentang mimpiku, tentang maa kecilku dan tentu saja tentang kemungkinannya aku menjadi seorang squib. Mereka terperangah mendengar kisahku.
“ ow, Pantas saja kau banyak tidak mengerti tentang kehidupan kami.” Kata Victoria. Aku hanya tersenyum dan megangkat pundakku. Kate kembali bercerita tentang asrama mana yang ingin dia tempati nantinya. Hhh… Masa bodoh dengan asrama-asrama itu. Mungkin aku masih megalami shock dengan ejadian-keadian beberapa hari ini. Namun sekali lagi, kami harus menghentikan pembicaraan kami saat pintu kembali dibuka
“ Err.. Maaf. Tapi apa disini ada wizz dengan nama.. err sebentar” laki-laki bermata biru itu mengeluarkan secarik kertas dan membacanya
“ Aleena Alicia?” lajutnya. Mendengar namaku dipanggil, aku langsung menoleh
“ Ya.. aku Alicia.” Jawabku. Laki-laki itu mentapku sejenak lalu tanpa diundang dia masuk ke dalam kompartemen dan  duduk disebelahku. Dia memegang pundakku dan menatapku tajam. Aku memandangnya bingung.
“ Kau Aleena?” tanyanya lagi. Aku mengangguk.
“ Hhh… akhirnya aku menemukanmu. Seharusnya aku sudah harus menemukanmu dari awal. Jika tidak aku akan mendapatkan detensi khusus dari kakek kyu. Er.. maaf maksudku Proffesor Kyu.” Katanya lega
“ Kakek? Kau cucunya juga?” tanyaku. Dia mengangguk penuh semangat
“ Ya! Kita sepupu! Dan kau.. pasti Victoire kan?” tebaknya saat melihat Victoria
“ Victoria.” Kata Kate mengoreksi
“ Ya itu maksudku” jawabnya
“ Hhhh… Hei! Kau meninggalkanku!” teriak seseorang di pintu Kompartemen.kami menoleh. Sosok ber-rambut berantakan dengan mata hijau bersinar terengah-engah. Laki-laki bermata hijau itu memandangku dan Victoria
“ kalian kembar?” lanjutnya. Kami menggeleng.
“ Oh Harry, Ayolah.. kau sudah perah bertemu Victoire sebelumnya kan? Kita maksudnya” kata laki-laki bermata biru itu.
“ kapan?” Tanya Victoria
“ Kau tidak ingat? Saat Liburan Musim panas di rumah kakek kyu!” jawabnya semangat
“ Fariz, itu sudah lebih dari 8 tahun yang lalu kira-kira -_-“ jawab laki-laki yang dipanggil Harry
“ Ah, sudahlah.. yang penting kita sudah menemukannya. Aku masih harus melakukan sesuatu. Banyak tugas yang menantiku. Bisa-bisa rizaki marah jika aku tidak menyelesaiknnya.” Kata Harry sambil beranjak meninggalkan kami.
“ oh dan satu lagi, Kita harus ngobrol nanti, Aleena n.nd” kata  Harry lalu benar-benar pergi sekarang.
“ Yah, dasar Wapref!” teriak Fariz. Aku memandang dengan tatapan bertanya. Mengetahui hal itu, Fariz langsung menjelaskan segala hal tentang WHU yang benar-benar membuat kami  lega karena setidaknya ada yang bisa memandu (?) kami nantinya. Meskipun Vic dan Kate sudah tau banyak, tentu saja mereka masih khawatir karena baru disana. Kereta berhenti pertanda sudah smpainya kami.
“ Oke, Vic, Aleen dan..Kate. kita bertemu di GH nanti!” kata Fariz begitu kami berada diluar kereta. Kami, yang masih New Wizzy harus menaiki perahu untuk sampai ke kastil WHU. Perahu kami masih berisikan aku, Vic dan Kate ketika aku melihat 2 orang Wizz perempuan yang kebingungan karena tidak mendapatkan perahu.
“Hei!” teriakku sambil melambaikan tangan. Satu diantara mereka melihatku lalu menunjuk dirinya sendiri.
“Ya! Kamu.. kemarilah! Disini masih muat untuk 2 orang!” teriakku lagi. 2 orang itu berjalan menghampiri kami.
“ Thanks. Err.. aku Devi. Devi Parkinson” kata perempuan berambut Hitam lurus didepanku.
“ eh, Hmm.. aku,, Aku nunu. Nunu Creevey” kata perempuan berambut coklat disebelahnya.
Perahupun berjalan. Aku mengamati kastil yang saat niberdiri dengan gagah di hadapanku. Perahu merapat dan kami memasuki sebuah ruang yang telihat sediit gelap. Lalu sebuah pintu yang besar dibuka. Kami dapat melihat banyak sekali lilin yang berterbangan di langit-langit. Di depan sana, sebuah topi tua teronggok diatas sebuah  kursi tinggi.
“ semua New wizzy, berbaris disini dan tunggu giliran. Yang saya panggil, segera ke depan!” kata Proffesor yang terakhir kuketahui bernama Proffesor Euan.
“ Devi Parkinson” yang dipanggil maju kedepan lalu memakai topi itu.
“ Hmm… Slytheriiin!!” teriak topi itu. Barisan paling kiri di meja-meja panjang itu bersorak
“ Victoria wood” panggil proff euan.
“ Oh.. Wood.. Keeper yang hebat.. ya..ya.. Bijaksana dan.. hmm.. Gryffindoor!!” kata topi itu. Victoria tersenyum senang dan langsung bergabung dengan deretan sebelah kanan.
“ Mel Chang!”
“Ravenclaw!!” teriak topi itu begitu dipasang.
“ Kate Zeller”Kate menatapku seakan berkata “doakan aku” aku tak tau apa yang membuat mereka berharap diasrama a dan tidak berharap diasrama b. Ya, satu keuntunganku berada di dunia muggle :3.
“Hufflepuff!” Kate langsung bergabung dengan asamanya
“ Daffa Montague” seorang anak laki-laki bermata dingin menabraku dari belakang. Dia hanya menoleh lalu lanjut berjalan. Aku memegang lenganku lalu tidak menghiraukan tatapan dinginnya
“ Slytherin!” terik topi itu. Dan tibalah giliran wizzy-wizzy lain hingga akhirnya..
“ Aleena Johnson” Yups! Giliranku! Dan aku berjalan kearah topi itu. Dideretan meja Gryffindor, aku melihat beberapa orang melambaikan tangan dan emngacungkan jempol padaku. Aku tersenyum manis.
“ Aleena… Hmm..” aku menunggu..
“ Tak bisa cepat erdaptasi,eh?” ucap topi itu. Yaks! Dia tau?
“ Lebih suka ketenangan.. terlalu mengabaikan..”
Ya! Dan bongkar saja semua sifatku!
“ Hmm.. tapi sebentar… Keinginan besar untuk menjaga yang dicintai, ya.. berani.. hmm.. ya.. aku tau.. GRYFFINDOR!!” teriak topi itu. Eh? Gryffindor? Aku melihat Kak Fariz, Kak Harry, Nunu dan Victoria serta banyak lagi bertepuk tangan. Aku duduk lalu mulai berkenalan dengan banyak orang.
“ Hei! Mana kakek Kyu?” tanyaku pada Yogi Potter. Dia adalah adik(?) dari kak Harry
“ Hmm.. entahlah.. mungkin migrainnya kambuh.” Jawabnya asal
“ Aleena, makanlah!” kata seorang senior berkacamata. Dia tersenyum ramah padaku. Seingatku, namanya Tamy Granger.
“ Oh, err.. yah!” kataku
Kamipun menyantap makanan yang aku juga tak ingat kapan pelayan membawa masuk makanan sebanyak ini. Seingatku, meja ini kosong saat aku masuk.
“ Hmm.. Baiklah.. karena makan malam sudah selesai, silahkan prefek membimbing wiz dari masing-masing srama untuk kembali ke CRnya masing-masing” ujar Proffesor Rowena. Kmipun berjalan mengikuti kak Rizaki dan Kak Harry.
“ Pst.. Kau tidak ingin melihat-lihat kastil ini?” ajak Vic. Aku memandangnya lalu menggeleng. Tapi Victoria yang memang bolang(?) tiba-tiba memisahkan diri dari kerumunan. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Diam-diam, aku memisahkan diri dari kerumunan untuk mencari Victoria. Aku berjalan menyusuri lorong-lorong gelap itu..
Tiba-Tiba..
Aku berhenti berjalan. Tubuhku bergetar. Kakiku tak bisa digerakkan. Aku mencoba berteriak namun percuma. Kulihat Victoria meringkuk ketakutan  Sosok itu berjalan mendekati vic. aku berusaha berlari. kupeluk victoria. dan kejadian selanjutnya yang dapat kuingat adalah kilatan cahaya dan aku terjatuh.

TBC
Cerita ini hanya fiktif belaka. Pinjem nama kalian :p
Maap gaje n.nv


Tidak ada komentar:

Posting Komentar