MY
REALLY
Chapter 2
“ Dan dimulai. Sebuah petualangan hidup
memang sudah harus dimulai. Bahkan itu merupakan takdirmu untuk terus berjalan.
Tanpa ada kata menyerah. Itu adalah sebuah tantangan. Satu. Diantara beribu
yang menunggumu”
“ Momy.. -_-, tidak bisakah kita membelinya di sekitar
sekolah itu?” Ucapku malas. Bagaimana tidak? Saat ini, semua mata tengah
memandang kami berdua seakan-akan kami adalah backpacker yang terlalu sayang
dengan binatang.( kami membawa 2 ekor burung hantu).
“ Alice,dear… ini hal yang biasa! Ayolah.. tidakkah kau
senang? Kau akan bertemu kakekmu!” Ucap mom sambil memegang pundakku. Aku
menepisnya.
“Mom, aku senang. Tapi aku hanya tak habis piker dengan
semua kejadian yang terjadi secepat ini! Dan mom tau semua dari awal. Kenapa
mom tidak menceritakannya sejak dulu?” tuntutku. Momy menghela nafas berat.
“ Alice, momy minta maaf.. momy tidak menceritakannya dari
dulu karena momy takut kamu sedih. Momy sudah cukup sedih menerima tebakan mom
sendiri tentang kemungkinan bahwa kamu adalah squib. Dan itu tak pernah terjadi
di keluarga mom! Tentu saja ayahmu tak tau hal ini karena dia muggle.” Kata mom
sambil membelai kepalaku. Seingatku, muggle adalah sebutan para penyihir untuk
manusia yang bukan penyihir. Setidaknya gelarku sebelum aku mendapatkan suratku
adalah ‘Muggle Alicia’.
“oh, Jangan bilang
alasan tidak ada foto masa kecilku bersama mom adalah karena mom merasa malu
mempunyai anak yang mom anggap sebagai squib!” Kataku ketus. Mom terdiam
mendengar kata-kataku. Jujur aku merasa tidak enak. Namun aku juga benar-benar
kesal!
“ Ah, lupakan! Yang pasti, aku merasa senang karena aku tau kebenarannya.” Ucapku
kemudian. Ya, aku selalu tidak bisa berlama-lama dlam situasi seperti itu. Aku
segera memeluk mom lalu berdiri
“ kurasa sudah waktunya kan mom?” tanyaku. Mom menyeka air mata harunya
“ kurasa sudah waktunya kan mom?” tanyaku. Mom menyeka air mata harunya
“Ya. Yang perlu kau lakukan adalah, lari dan tabrak tembok
itu” ucap mom sambil menunjuk tembok didepanku
“Mom -_-… “
“ Alice, kau tak kan bisa jadi penyihir jika hal begitu saja
tidak kau percayai!” kata mom sambil tersenyum.
Aku mengangguk sambil tersenyum ngeri. Kupejamkan mataku dan berlari.
Perlahan aku mendengar suara kereta api. Aku membuka mataku dan terkejut.
Sebuah kereta telah terpampang jelas
didepanku.
“ Peron 9 ¾ sudah siap Ms..” kata mamaku dari belakang. Aku
masih tercengang. Suasananya benar-benar ramai. Aku melihat banyak orang
berjubah aneh.
“ Ayolah mom.. aku akan baik-baik saja disana.” Sebuah suara
terdengar persis dibelakangku. Seorang gadis yang kira-kira seumuran denganku
sedang dipeluk oleh ibunya.
“ Oh Vic.. Bagaimana mom tidak khawatir? Ini tahun
pertamamu!” kata ibu-ibu yang dia panggil Mom. Pemandangan yang biasa-biasa saja
sebenarnya jika saja Momy tidak berteriak kearahnya dan membuat aku kaget.
“ Ow Andromeda!” Teriak ibuku. Ibu dari anak perempuan
dibelakangku menoleh dan terdiam dengan muka terkejutnya. Dan aku yakin mukaku
memiliki lekuk yang sama dengan wanita yang mom panggil itu ketika aku melihat
anak perempuan yang tadi dipeluk oleh ibu itu. Wajahnya benar-benar familiar.
“ Angelina! Demi jenggot merlin!! Jangan katakana aku sedang
bermimpi!” kata ibu itu. Mereka lalu berpelukan lama sekali. Sedang aku masih
memandang anak perempuan itu yang juga sedang memandangku. Kami mendekat dan
tetap tak berbicara apapun
“ Oh Vic, beri salam pada bibimu!” kata ibu itu. Vic
membungkuk sopan sedang aku masih belum mengerti. Momy melihatku lalu menepuk
jidatnya.
“ Astaga, Andro.. ini.. ini dia putriku.. Aleena Alicia”
kata mom. Aku membungkuk dan tersenyum sopan. Aku langsung melempar pandangan
‘apa maksudnya ini’ pada momy.
“Alice, ini bibimu. Dan dia.. oh Victoria pasti! Sudah lama
sejak bibi melihatmu!” kata momy. Bibi? Aku bahkan tak pernah tau jika mom
punya saudara! Victoria hanya tersenyum malu. Aku memandangnya dengan tatapan
“seperti pernah lihat”
“ mana Oliver? Kudengar dia benar-benar sukses dengan
quidditchnya” kata mom
“ hahaha… ya.. begitulah” kata ‘bibi’ andro. Mereka asyik
mengobrol dan aku asyik mengamati sekitar. Membayangkan dengan siapa aku disana
nanti. Lamunanku pecah saat sebuah tangan tersodor
“ Aku Victoria. Victoria Wood” katanya sambil tersenyum
riang. Aku menatapnya
“ Alicia.. Aleena Alicia Johnson” kata ku dingin.
“hmm… aku tak menyangka kita saudara. Dan.. Hei kita
benar-benar mirip!”” katanya.
“ Yeah.. benar” lagi-lagi aku menjawab pendek. Momy
menyikutku sambil menggumam tidak jelas.
“ Oh dear.. sepertinya kereta akan segera berangkat! Kalian
harus segera naik!” kata bibi andro sambil mencium pipi victorria dan pipiku.
Kami segera naik dan duduk di satu kompartemen.
“ sampaikan salam mom untuk kakek kyu!” teriak momy. Aku
hanya mengangguk pelan. Bagus! Sekarang hanya ada aku dan ‘sepupu’ baruku. Victoria
melambaikan tangan kea rah bibi andro lalu asyik menikmati panorama yang
langsung tersuguh dengan indahnya saat kereta melaju. Wajahnya terlihat riang.
Aku memilih diam sambil sesekali memperhatikannya. Yah, selama hidupku di
‘muggle world’, aku memang tidak pernah mengenal kata ‘sepupu’. Atau apalah.
Yang kukenal dalam struktur keluargaku hanya: aku, mom dan adikku yang masih
kecil itu. Dad sudah meninggal saat aku masih berumur 2 tahun. Kecelakaan kata
mom. Yah semoga itu bukan berita bohong.
“ Hei, bagaimana pendapatmu tentang WHU?” Tanya vic
membuyarkan lamunanku
“ Eh? WHU? Err.. entahlah!” jawabku sekenanya. Aku memang
tidak pandai beradaptasi.
“ Aku rasa WHU itu sekolah terkeren! Kau akan terkejut saat
kau tiba nanti! Ayahku bilang, disana sangat asyik. Dan juga aku tidak sabar
untuk bertemu dengan Harry, Yogi, Sitha, Dinnie, Danny,.. bla..bla..” ocehnya
sambil menyebutkan sederet nama yang jujur tak pernah kudengar sebelumnya
“err.. siapa mereka?” tanyaku polos. Vic tersenyum dan itu
membuatku merasa bodoh.
‘”Kau sungguh tak tau? Mereka sepupu kita!” jelas vic. Ah,
aku tak pernah tau sepupuku sebanyak itu!
“ oh ya? Kau pernah bertemu mereka sebelumnya?” tanyaku
lagi. Kurasa aku sudah mulai terbuka padanya
“ ya… tidak semuanya sih.. makanya aku benar-benar tidak
sabar! Dan hal yang paling aku tunggu adalah topi seleksi. Kau tau? Dengan topi
itu kita akan tau bla..bla..bla..” Dan detik itu aku benar-benar bersyukur
mempunyi sepupu yang yah, berwawasan luas tentang sekolahku nanti. Setidaknya
tanpa kutanya, cerita mengalir deras darinya. Sedang pikiranku melayang
membayangkan betapa banyaknya sepupu yang dia sebutkan tadi. Satu hal lucu yang
aku tangkap dari penuturan Victoria adalah, aku dan para sepupuku nanti berbeda
marga. Tak ada satupun yang bermarga sama. Yah.. Ternyata kakek kyu hanya
mempunyai anak perempuan. Tiba-tiba saja
pintu terbuka. Seorang anak dengan pita kecil di rambutnya memandang kami
dengan pandangan bingung dan gelisah.
“ Err.. disana, kompartemen, er..” katanya bingung. Vic juga
terlihat bingung
“ Masuklah.. disini hanya ada aku dan Victoria” kataku. Anak
itu tersenyum lalu duduk disebelah Vic.
“ Kate. Kate Zeller” katanya sambil mengulurkan tangan. Aku menyambut tangannya dan memperkenalkan diriku dan Victoria. Yah, setidaknya aku perlu mencari banyak teman kan? Kami membicarakan banyak hal. Dan aku lebih suka mendengarkan apa yang mereka omongkan daripada menceritakan kehidupan muggleku yang jelas berbeda dari kehidupa mereka yang sudah dipenuhi hal-hal ajaib sejak mereka dalam kandungan.
“ Kate. Kate Zeller” katanya sambil mengulurkan tangan. Aku menyambut tangannya dan memperkenalkan diriku dan Victoria. Yah, setidaknya aku perlu mencari banyak teman kan? Kami membicarakan banyak hal. Dan aku lebih suka mendengarkan apa yang mereka omongkan daripada menceritakan kehidupan muggleku yang jelas berbeda dari kehidupa mereka yang sudah dipenuhi hal-hal ajaib sejak mereka dalam kandungan.
“ Lalu Alicia, dimana kau bersekolah sebelum ini?” Tanya
kate membuyarkan lamunanku.
“oh? Err.. aku..”
“ Dia bersekolah di sekolah muggle.” Jawab Victoria
mewakiliku.
“ Benarkah? Kenapa kau memilih sekolah Muggle daripada
sekolah lainnya?” Tanya Kate. Aku menarik nafasa dan memulai ceritaku. Tentang
mimpiku, tentang maa kecilku dan tentu saja tentang kemungkinannya aku menjadi
seorang squib. Mereka terperangah mendengar kisahku.
“ ow, Pantas saja kau banyak tidak mengerti tentang
kehidupan kami.” Kata Victoria. Aku hanya tersenyum dan megangkat pundakku.
Kate kembali bercerita tentang asrama mana yang ingin dia tempati nantinya.
Hhh… Masa bodoh dengan asrama-asrama itu. Mungkin aku masih megalami shock
dengan ejadian-keadian beberapa hari ini. Namun sekali lagi, kami harus
menghentikan pembicaraan kami saat pintu kembali dibuka
“ Err.. Maaf. Tapi apa disini ada wizz dengan nama.. err
sebentar” laki-laki bermata biru itu mengeluarkan secarik kertas dan membacanya
“ Aleena Alicia?” lajutnya. Mendengar namaku dipanggil, aku
langsung menoleh
“ Ya.. aku Alicia.” Jawabku. Laki-laki itu mentapku sejenak
lalu tanpa diundang dia masuk ke dalam kompartemen dan duduk disebelahku. Dia memegang pundakku dan
menatapku tajam. Aku memandangnya bingung.
“ Kau Aleena?” tanyanya lagi. Aku mengangguk.
“ Hhh… akhirnya aku menemukanmu. Seharusnya aku sudah harus
menemukanmu dari awal. Jika tidak aku akan mendapatkan detensi khusus dari
kakek kyu. Er.. maaf maksudku Proffesor Kyu.” Katanya lega
“ Kakek? Kau cucunya juga?” tanyaku. Dia mengangguk penuh
semangat
“ Ya! Kita sepupu! Dan kau.. pasti Victoire kan?” tebaknya
saat melihat Victoria
“ Victoria.” Kata Kate mengoreksi
“ Ya itu maksudku” jawabnya
“ Hhhh… Hei! Kau meninggalkanku!” teriak seseorang di pintu
Kompartemen.kami menoleh. Sosok ber-rambut berantakan dengan mata hijau
bersinar terengah-engah. Laki-laki bermata hijau itu memandangku dan Victoria
“ kalian kembar?” lanjutnya. Kami menggeleng.
“ Oh Harry, Ayolah.. kau sudah perah bertemu Victoire
sebelumnya kan? Kita maksudnya” kata laki-laki bermata biru itu.
“ kapan?” Tanya Victoria
“ Kau tidak ingat? Saat Liburan Musim panas di rumah kakek
kyu!” jawabnya semangat
“ Fariz, itu sudah lebih dari 8 tahun yang lalu kira-kira
-_-“ jawab laki-laki yang dipanggil Harry
“ Ah, sudahlah.. yang penting kita sudah menemukannya. Aku
masih harus melakukan sesuatu. Banyak tugas yang menantiku. Bisa-bisa rizaki
marah jika aku tidak menyelesaiknnya.” Kata Harry sambil beranjak meninggalkan
kami.
“ oh dan satu lagi, Kita harus ngobrol nanti, Aleena n.nd”
kata Harry lalu benar-benar pergi
sekarang.
“ Yah, dasar Wapref!” teriak Fariz. Aku memandang dengan
tatapan bertanya. Mengetahui hal itu, Fariz langsung menjelaskan segala hal
tentang WHU yang benar-benar membuat kami
lega karena setidaknya ada yang bisa memandu (?) kami nantinya. Meskipun
Vic dan Kate sudah tau banyak, tentu saja mereka masih khawatir karena baru
disana. Kereta berhenti pertanda sudah smpainya kami.
“ Oke, Vic, Aleen dan..Kate. kita bertemu di GH nanti!” kata
Fariz begitu kami berada diluar kereta. Kami, yang masih New Wizzy harus
menaiki perahu untuk sampai ke kastil WHU. Perahu kami masih berisikan aku, Vic
dan Kate ketika aku melihat 2 orang Wizz perempuan yang kebingungan karena
tidak mendapatkan perahu.
“Hei!” teriakku sambil melambaikan tangan. Satu diantara
mereka melihatku lalu menunjuk dirinya sendiri.
“Ya! Kamu.. kemarilah! Disini masih muat untuk 2 orang!”
teriakku lagi. 2 orang itu berjalan menghampiri kami.
“ Thanks. Err.. aku Devi. Devi Parkinson” kata perempuan
berambut Hitam lurus didepanku.
“ eh, Hmm.. aku,, Aku nunu. Nunu Creevey” kata perempuan
berambut coklat disebelahnya.
Perahupun berjalan. Aku mengamati kastil yang saat niberdiri
dengan gagah di hadapanku. Perahu merapat dan kami memasuki sebuah ruang yang
telihat sediit gelap. Lalu sebuah pintu yang besar dibuka. Kami dapat melihat
banyak sekali lilin yang berterbangan di langit-langit. Di depan sana, sebuah
topi tua teronggok diatas sebuah kursi
tinggi.
“ semua New wizzy, berbaris disini dan tunggu giliran. Yang
saya panggil, segera ke depan!” kata Proffesor yang terakhir kuketahui bernama
Proffesor Euan.
“ Devi Parkinson” yang dipanggil maju kedepan lalu memakai
topi itu.
“ Hmm… Slytheriiin!!” teriak topi itu. Barisan paling kiri
di meja-meja panjang itu bersorak
“ Victoria wood” panggil proff euan.
“ Oh.. Wood.. Keeper yang hebat.. ya..ya.. Bijaksana dan..
hmm.. Gryffindoor!!” kata topi itu. Victoria tersenyum senang dan langsung
bergabung dengan deretan sebelah kanan.
“ Mel Chang!”
“Ravenclaw!!” teriak topi itu begitu dipasang.
“ Kate Zeller”Kate menatapku seakan berkata “doakan aku” aku
tak tau apa yang membuat mereka berharap diasrama a dan tidak berharap diasrama
b. Ya, satu keuntunganku berada di dunia muggle :3.
“Hufflepuff!” Kate langsung bergabung dengan asamanya
“ Daffa Montague” seorang anak laki-laki bermata dingin
menabraku dari belakang. Dia hanya menoleh lalu lanjut berjalan. Aku memegang
lenganku lalu tidak menghiraukan tatapan dinginnya
“ Slytherin!” terik topi itu. Dan tibalah giliran
wizzy-wizzy lain hingga akhirnya..
“ Aleena Johnson” Yups! Giliranku! Dan aku berjalan kearah
topi itu. Dideretan meja Gryffindor, aku melihat beberapa orang melambaikan
tangan dan emngacungkan jempol padaku. Aku tersenyum manis.
“ Aleena… Hmm..” aku menunggu..
“ Tak bisa cepat erdaptasi,eh?” ucap topi itu. Yaks! Dia
tau?
“ Lebih suka ketenangan.. terlalu mengabaikan..”
Ya! Dan bongkar saja semua sifatku!
“ Hmm.. tapi sebentar… Keinginan besar untuk menjaga yang
dicintai, ya.. berani.. hmm.. ya.. aku tau.. GRYFFINDOR!!” teriak topi itu. Eh?
Gryffindor? Aku melihat Kak Fariz, Kak Harry, Nunu dan Victoria serta banyak
lagi bertepuk tangan. Aku duduk lalu mulai berkenalan dengan banyak orang.
“ Hei! Mana kakek Kyu?” tanyaku pada Yogi Potter. Dia adalah
adik(?) dari kak Harry
“ Hmm.. entahlah.. mungkin migrainnya kambuh.” Jawabnya asal
“ Aleena, makanlah!” kata seorang senior berkacamata. Dia
tersenyum ramah padaku. Seingatku, namanya Tamy Granger.
“ Oh, err.. yah!” kataku
Kamipun menyantap makanan yang aku juga tak ingat kapan
pelayan membawa masuk makanan sebanyak ini. Seingatku, meja ini kosong saat aku
masuk.
“ Hmm.. Baiklah.. karena makan malam sudah selesai, silahkan
prefek membimbing wiz dari masing-masing srama untuk kembali ke CRnya
masing-masing” ujar Proffesor Rowena. Kmipun berjalan mengikuti kak Rizaki dan
Kak Harry.
“ Pst.. Kau tidak ingin melihat-lihat kastil ini?” ajak Vic.
Aku memandangnya lalu menggeleng. Tapi Victoria yang memang bolang(?) tiba-tiba
memisahkan diri dari kerumunan. Aku bingung apa yang harus aku lakukan.
Diam-diam, aku memisahkan diri dari kerumunan untuk mencari Victoria. Aku
berjalan menyusuri lorong-lorong gelap itu..
Tiba-Tiba..
Aku berhenti berjalan. Tubuhku bergetar. Kakiku tak bisa
digerakkan. Aku mencoba berteriak namun percuma. Kulihat Victoria meringkuk
ketakutan Sosok itu berjalan mendekati vic. aku berusaha berlari. kupeluk
victoria. dan kejadian selanjutnya yang dapat kuingat adalah kilatan cahaya dan
aku terjatuh.
TBC
Cerita ini hanya fiktif belaka. Pinjem nama kalian :p
Maap gaje n.nv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar